Amonia adalah salah satu substrat kimia yang sangat penting
baik dalam bentuk produk ammonia itu sendiri maupun dalam bentuk senyawa
turunannya. Amonia adalah produk kimia sintesis kedua terbesar di dunia
setelah asam sulfat. Aplikasi produk maupun produk turunannya sangat banyak
mulai dari pupuk, gas refrigeran, pembersih kaca, dan masih banyak aplikasi
lainnya. Sintesis ammonia dilaksanakan dengan cara mereaksikan gas H2
dan gas N2. Gas H2 dapat diperoleh dari reformasi kukus
dari gas alam, oksidasi parsial hidrokarbon, gasifikasi batubara atau biomassa,
juga elektrolisis air dan garam. Reformasi kukus dari gas alam adalah yang
banyak digunakan pada industri ammonia.
Pabrik ammonia pada umumnya terdiri dari 4 unit pemrosesan
utama, yaitu :
1. Feed Treating Unit
2. Reforming Unit,
3. Purification & Methanation
4. Compression Loop & Refrigeration Unit
Feed Treating Unit
Sebelum
masuk ke reforming unit, gas alam perlu dihilangkan senyawa pengotor seperti CO2,
senyawa sulfur, dan senyawa Hg karena dapat mengganggu proses dan meracuni
katalis. Pertama gas dilewatkan ke unit Desulfurizer
untuk menghilankan senyawa sulfur dalam gas. Lalu gas tersebut dilewatkan ke Mercury Guard Vessel yang berisi katalis
Sulfur Impregnated Carbon Active yang
dapat menyerap kandungan merkuri dalam gas alam. Lalu gas alam dilewatkan ke CO2 Removal Unit. Alat yang biasa digunakan
adalah kolom absorber dengan pelarut Methyl-Diethanol
Amine (MDEA). CO2 akan larut dalam MDEA dan gas alam tersebut
bebas dari CO2. Dalam regenerasi MDEA, larutan yang telah keluar
dari kolom absorber dilewatkan ke kolom stripper
untuk memisahkan pelarut MDEA dengan CO2 tadi dalam kondisi operasi
tekanan rendah dan temperatur tinggi. MDEA hasil regenerasi tadi digunakan
kembali untuk mengabsorb gas alam yang lewat di kolom absorber.
Reforming Unit
Untuk menghilangkan
gas tersebut maka gas alam dilewatkan pada bejana desulfurizer. Lalu gas yang
sudah bebas dari belerang tersebut dilewatkan pada reforming unit. Reforming
unit ini terdiri dari primary reformer
dan secondary reformer.Pada primary reforming unit ini gas metana
dikontakan dengan kukus pada temperatur 800 - 8500C dan tekanan 40
bar. Lalu untuk menyempurnakan proses reformasi gas tersebut dilewatkan ke secondary reforming unit. Dengan bantuan
udara bertekanan terjadi reaksi antara gas hidrogen dan oksigen membentuk air
dengan menghasilkan panas. Panas tersebut meningkatkan temperatr operasi hingga
1200oC. Setelah itu gas produk keluaran unit reforming masuk shift converter dimana CO dirubah
menjadi CO2. Shift Converter
terdiri dari 2 unit yaitu High Temperature
Shift Converter (HTSC) dan Low
Temperatur Shift Converter (LTSC). Tujuan dibentuknya dua converter ini
adalah untuk mendapatkan laju reaksi dan kesetimbangan yang optimum. Pada HTSC
reaksi berjalan cepat namun karena reaksinya eksotermis membuat konversinya
rendah sehingga diperlukan tambahan reaktor untuk meningkatkan konversi yang
bisa dicapai. HTSC berisi katalis Fe- Cr (oksida) dan beroperasi pada kondisi
tekanan 30 bar dan temperatur 300-4000C sedangkan LTSC berisi katalis Cu-ZnO-alumina
pada kondisi tekanan 30 bar dan temperatur 240-300oC.
Purification & Methanation
Setelah itu
gas dilewatkan ke unit pemurnian gas untuk memastikan gas bebas CO dan CO2.
Unit ini terdiri dari CO2 absorber
dan Methanator. Sama seperti prinsip
CO2 removal di bagian feed treating unit, gas dilewatkan
ke kolom absorber dari bagian bawah kolom dan dari atas kolom di jatuhkan
pelarut MDEA dengan cara dipercikan untuk meningkatkan luas permukaan kontak.
Setelah itu gas bebas CO2 dan langsung menuju unit metanasi (methanator). Untuk memastikan gas bebas
dari CO dan CO2, gas dilewatkan ke methanator. Dalam methanator
terdapat katalis nikel tetohor) yang dapat merubah gas CO dan CO2 menjadi
gas metana.
Compression Loop & Refrigeration Unit
Gas keluaran
methanator dialirkan menuju ammonia
converter dengan perbandingan gas H2 dan N2 sebesar
3:1. Sebelum masuk ke ammonia
converter gas tersebut dimampatkan hingga 150 bar terjadi reaksi yang
diinginkan dalam reaktor. Dalam reaktor ini berisi katalis Fe dan beroperasi
pada kondisi tekanan sekitar 150 bar dan suhu 4800C. Uap amonia yang
terbentuk lalu di lewatkan ke unit refrigerasi untuk mencairkan amonia dan gas
yang tidak mencair di purging dan
didaur ulang ke ammonia converter. Tujuan purging
adalah mencegah akumulasi gas inert (He, CH4, CO2 atau H2O).
Namun pada gas purging terdapat gas berharga yang ikut terbuang (NH3,N2,
dan H2) sehingga gas purging dilewatkan ke scrubber untuk menyerap
gas NH3 dan H2 yang terbuang.
Demikianlah
Proses Pembuatan Ammonia yang selanjutnya di produk amonia tadi dijual atau
diproses kembali menjadi urea bersama gas CO2 yang dihasilkan pada
proses diatas.
Referensi :
kuliah proses industri kimia
http://www.pusri.co.id/ina/amonia-proses-produksi-amonia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar